Fenomena chatting di kalangan kaum muda yang begitu besar walaupun masih dalam taraf “ngobrol ngalor ngidul”. Di dunia bisnis pemanfaatan email dan website telah mampu meningkatkan performa dan daya saing bisnis di era globalisasi dimana kebutuhan akan komunikasi yang cepat dan ketersediaan data untuk proses pengambilan keputusan dan proses transaksi yang kompleks menuntut dunia bisnis untuk selalu meningkatkan pemanfaatan TI dalam berbagai aspek bisnis, dari sekadar menampilkan info perusahaan (web presence) sampai proses transaksi yang lebih rumit (semisal e-commerce dan e-bussiness).
FenomenaElectronicGovernment
Pada tataran pemerintahan kita mengenal istilah egovernment yang sedang menjadi trend saat ini, Bagaimana pemanfaatan TI di pemerintahan yang kita kenal dengan fenomena “egovernment”nya ? Ternyata pemanfaatan TI di pemerintahan tidak seperti yang kita bayangkan, pengertian TI di pemerintahan masih sebatas komputer untuk pengetikan dan mendukung proses administrasi semata. Fungsi TI untuk proses pengolahan data dan transaksi yang komplek serta penyediaan informasi publik masih jauh dari harapan. Apalagi proses pengambilan keputusan berbasis TI (misal: DSS/ EIS) masih belum menjadi fokus perhatian.
Hal yang paling sederhana misalnya penyediaan data/ informasi publik untuk kepentingan masyarakat terkadang masih dijumpai keengganan sebagian birokrat untuk membuka akses kepada publik supaya dapat meminta data dan informasi publik (share data) yang memang data/ informasi tersebut untuk konsumsi publik.
Pariwisata berbasis TI (Sistem Informasi Manajemen Pariwisata)
Bahwa dunia pariwisata adalah menjadi salah satu bidang garapan pemerintah daerah dalam implementasi egovernment untuk mempublikasikan/ memasarkan) potensi wisata di daerah. Berbasis TI dalam hal ini berarti adanya suatu Sistem Informasi Manajemen yang berbasis pada pengolahan data elektronik.
Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat maka kebutuhan untuk berlibur meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi tentang tujuan wisata, objek wisata yang menarik, sarana yang tersedia seperti transportasi untuk mencapai tujuan wisata, produk wisata yang diminati dan lain sebagainya. Untuk memperoleh informasi tersebut wisatawan sering mengalami kesulitan karena tidak mengetahui dimana dan pada siapa harus meminta informasi. Singkatnya kebutuhan informasi di bidang pariwisata meningkat dan perlu disiapkan dengan rapi dan terstruktur agar dapat diakses dengan mudah.
Selain kebutuhan wisatawan akan informasi yang lengkap, akurat dan mudah didapat, maka pihak lain yang juga membutuhkan data dan informasi tersebut adalah pihak pengelola industri pariwisata dan pemerintah sebagai pihak pengambil keputusan dan penentu kebijakan dibidang pariwisata. Namun penekanan kebutuhan data dan informasi bagi masing-masing pihak berbeda. Jika bagi wisatawan adalah untuk memudahkan mereka menentukan rencana perjalanan wisatanya sementara bagi industri pariwisata dan pemerintah adanya sistem informasi yang baik sangat membantu mereka untuk tujuan pengambilan keputusan. suatu Sistem Informasi Manajemen (SIM) dapat membantu baik pemerintah maupun industri/ pelaku pariwisata.
Sejalan dengan keinginan pemerintah untuk memajukan industri pariwisata maka tentunya ada keinginan besar untuk menata informasi data pariwisata sebaik-baiknya agar masyarakat yang membutuhkan dapat memperoleh dengan cepat, akurat dan dapat disebarluaskan dengan mudah pula. Ada berbagai cara untuk
penataan informasi tersebut. Kalau jaman dulu informasi disebarluaskan dari mulut ke mulut, kemudian melalui radio, surat kabar, televisi dan media informasi lainnya maka sekarang dengan kemajuan di bidang Teknologi Informasi ada beberapa sarana baru yang lebih mempercepat penyebarluasan informasi.
Secara umum saat ini SIM merupakan kebutuhan setiap organisasi. Hal ini disebabkan karena data yang disimpan suatu organisasi harus selalu diperbaharui dan ditambah, sehingga keberadaannya dapat membantu memberikan keputusan dengan cepat. Untuk bidang pariwisata maka SIM dapat digunakan untuk mengelola data yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan, industri pariwisata maupun pemerintah.
Data pariwisata yang banyak dan selalu bertambah membutuhkan pengelolaan yang tepat. SIM punya kemampuan untuk membantu mengambil keputusan, dan juga menyediakan informasi bagi pengguna data dan informasi pariwisata. Keberadaan sistem informasi manajemen yang terintegrasi dengan baik, disertai dengan dukungan sistem komputer, akan sangat membantu pengelolaan data pariwisata.
Disamping kesiapan dari sistem pengelola data maka orang yang membangun struktur sistem informasi ini harus benar-benar mengerti kebutuhan pengguna data tersebut, karena informasi pariwisata memiliki karakteristik data yang sangat beragam seperti objek dandaya tarik, data hotel, data sarana transportasi, dan data-data fasilitas lain, hingga ke data statistik seperti jumlah wisatawan dan pemandu wisatanya, perlu
dikelola secara terintegrasi. Data-data ini juga sangat dinamis, sehingga kompleks dalam pemilahannya, serta harus diperhatikan masalah keakuratan atau kebenaran datanya. Kegunaan dari setiap data juga harus diperhatikan berdasarkan segmen pasar penggunanya.
Berikut data-data yang umumnya dibutuhkan dalam Perencanaan Pariwisata
1. DATA RENCANA PENGEMBANGAN
4. DATA DESTINASI PARIWISATA
5. ANALISIS
Pemanfaatan internet di dunia pariwisata dalam bentuk Website / Portal sangat beragam mulai dari sekadar pemberian layanan informasi dan promosi sampai layanan yang lebih kompleks misalnya : reservasi online (hotel, paket wisata, transportasi dll), sistem pembayaran online, pengelolaan data base pariwisata
daerah dan proses interaksi dan transaksi lainnya.
Beberapa hal daripemanfaatan internet untuk pariwisata antara lain :
Teknologi yang tersedia harus dipilih dengan tepat, terutama menyangkut jenis layanan wisata yang ditampilkan, untuk sekadar publikasi, maka cukuplah sebuah website yang memuat info pariwisata di sebuah daerah, berupa gambar/ foto-foto dan narasi serta informasi yang diberikan masih bersifat satu arah, hanya berisi penjelasan supaya masyarakatmengetahui (web prsence).
Sedangkan untuk layanan yang lebih kompleks dan rumit diperlukan teknoogi yang lebih “advance” misalnya : diperlukan adanya website yang interaktif dengan animasi flash, gambar dan link yang lengkap, sehingga calon customer bisa meminta suatu penjelasan secara lebih detail. Perlu ditambah pula menu semacam, jadwal trayek atau peta jalan interaktif sehingga memudahkan calon customer untuk bisa sampai di suatu tempat, perlu dipikirkan pula menu transaksi yang harus ada misalnya : reservasi hotel, nilai tukar mata uang,
kamus, waktu/ jam, pembayaran online, layanan sms interaktif, interaktif voice response/ call center, dan lain-lain.
Supaya suatu website diminati oleh calon customer maka diperlukan beberapa
hal sebagai berikut :
Beberapa kendala yang sering dihadapi oleh suatu Dinas Pariwisata di daerah untuk mengembangkan egovernment di bidang pariwisata adalah sebagai berikut.
(BE. Santoso Nugroho)
http://pariwisata.cilacapkab.go.id/?pilih=news&aksi=lihat&id=27
agusw77.files.wordpress.com/2007/12/si-1-gambaran-si-dan-ti.ppt
FenomenaElectronicGovernment
Pada tataran pemerintahan kita mengenal istilah egovernment yang sedang menjadi trend saat ini, Bagaimana pemanfaatan TI di pemerintahan yang kita kenal dengan fenomena “egovernment”nya ? Ternyata pemanfaatan TI di pemerintahan tidak seperti yang kita bayangkan, pengertian TI di pemerintahan masih sebatas komputer untuk pengetikan dan mendukung proses administrasi semata. Fungsi TI untuk proses pengolahan data dan transaksi yang komplek serta penyediaan informasi publik masih jauh dari harapan. Apalagi proses pengambilan keputusan berbasis TI (misal: DSS/ EIS) masih belum menjadi fokus perhatian.
Hal yang paling sederhana misalnya penyediaan data/ informasi publik untuk kepentingan masyarakat terkadang masih dijumpai keengganan sebagian birokrat untuk membuka akses kepada publik supaya dapat meminta data dan informasi publik (share data) yang memang data/ informasi tersebut untuk konsumsi publik.
Pariwisata berbasis TI (Sistem Informasi Manajemen Pariwisata)
Bahwa dunia pariwisata adalah menjadi salah satu bidang garapan pemerintah daerah dalam implementasi egovernment untuk mempublikasikan/ memasarkan) potensi wisata di daerah. Berbasis TI dalam hal ini berarti adanya suatu Sistem Informasi Manajemen yang berbasis pada pengolahan data elektronik.
Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat maka kebutuhan untuk berlibur meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi tentang tujuan wisata, objek wisata yang menarik, sarana yang tersedia seperti transportasi untuk mencapai tujuan wisata, produk wisata yang diminati dan lain sebagainya. Untuk memperoleh informasi tersebut wisatawan sering mengalami kesulitan karena tidak mengetahui dimana dan pada siapa harus meminta informasi. Singkatnya kebutuhan informasi di bidang pariwisata meningkat dan perlu disiapkan dengan rapi dan terstruktur agar dapat diakses dengan mudah.
Selain kebutuhan wisatawan akan informasi yang lengkap, akurat dan mudah didapat, maka pihak lain yang juga membutuhkan data dan informasi tersebut adalah pihak pengelola industri pariwisata dan pemerintah sebagai pihak pengambil keputusan dan penentu kebijakan dibidang pariwisata. Namun penekanan kebutuhan data dan informasi bagi masing-masing pihak berbeda. Jika bagi wisatawan adalah untuk memudahkan mereka menentukan rencana perjalanan wisatanya sementara bagi industri pariwisata dan pemerintah adanya sistem informasi yang baik sangat membantu mereka untuk tujuan pengambilan keputusan. suatu Sistem Informasi Manajemen (SIM) dapat membantu baik pemerintah maupun industri/ pelaku pariwisata.
Sejalan dengan keinginan pemerintah untuk memajukan industri pariwisata maka tentunya ada keinginan besar untuk menata informasi data pariwisata sebaik-baiknya agar masyarakat yang membutuhkan dapat memperoleh dengan cepat, akurat dan dapat disebarluaskan dengan mudah pula. Ada berbagai cara untuk
penataan informasi tersebut. Kalau jaman dulu informasi disebarluaskan dari mulut ke mulut, kemudian melalui radio, surat kabar, televisi dan media informasi lainnya maka sekarang dengan kemajuan di bidang Teknologi Informasi ada beberapa sarana baru yang lebih mempercepat penyebarluasan informasi.
Secara umum saat ini SIM merupakan kebutuhan setiap organisasi. Hal ini disebabkan karena data yang disimpan suatu organisasi harus selalu diperbaharui dan ditambah, sehingga keberadaannya dapat membantu memberikan keputusan dengan cepat. Untuk bidang pariwisata maka SIM dapat digunakan untuk mengelola data yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan, industri pariwisata maupun pemerintah.
Data pariwisata yang banyak dan selalu bertambah membutuhkan pengelolaan yang tepat. SIM punya kemampuan untuk membantu mengambil keputusan, dan juga menyediakan informasi bagi pengguna data dan informasi pariwisata. Keberadaan sistem informasi manajemen yang terintegrasi dengan baik, disertai dengan dukungan sistem komputer, akan sangat membantu pengelolaan data pariwisata.
Disamping kesiapan dari sistem pengelola data maka orang yang membangun struktur sistem informasi ini harus benar-benar mengerti kebutuhan pengguna data tersebut, karena informasi pariwisata memiliki karakteristik data yang sangat beragam seperti objek dandaya tarik, data hotel, data sarana transportasi, dan data-data fasilitas lain, hingga ke data statistik seperti jumlah wisatawan dan pemandu wisatanya, perlu
dikelola secara terintegrasi. Data-data ini juga sangat dinamis, sehingga kompleks dalam pemilahannya, serta harus diperhatikan masalah keakuratan atau kebenaran datanya. Kegunaan dari setiap data juga harus diperhatikan berdasarkan segmen pasar penggunanya.
Berikut data-data yang umumnya dibutuhkan dalam Perencanaan Pariwisata
1. DATA RENCANA PENGEMBANGAN
- Kebijakan pembangunan, arah pembangunan & pengembangan wilayah; wilayah perencanaan & wilayah yg lebih luas (mikro-makro).
- Karakteristik kepariwisataan di daerah; ideologi, politik, sosial-budaya, hukum, ekonomi, pertahanan dan keamanan.
- Ketersediaan daya tarik wisata, aksesibilitas, fasilitas dan komunitas, regulasi &
- kebijakan, sumber daya manusia, manajemen, dan informasi Segmen Pasar: Wisman dan/ atau Wisnus
- Jumlah Kunjungan (wisnus, wisman)
- Jumlah Perjalanan (wisnus, , wisman)
- Jumlah Pengeluaran (wisnus, wisman
- Pendapatan Devisa (wisman)
- Profil Wisatawan:
- Tinjauan Geografis: daerah asal & tujuan Wisata;
- Tinjauan Demografis : jenis kelamin,umur, pekerjaan, dsb;
- Tinjauan Psikografis: minat, tujuan,dan sasaran berwisata;
- Tinjauan Perilaku: kepuasan & pengalaman berwisata.
- Database Hotel & Akomodasi
- Database Agen & Biro PerjalananWisata
- Database Usaha Jasa Makan & Minum
- Database Jasa Konsultan
- Database Jasa Transportasi
4. DATA DESTINASI PARIWISATA
- Fokus (tematik/ clustering)
- Lokus
- Daya Tarik (alam, budaya, minat khusus)
- Fasilitas (hotel, restoran, biroperjalanan dsb)
- Aksesibilitas (transportasi)
- Komunitas (penduduk yang berada disekitar daya tarik wisata)
- ebijakan & Regulasi
- Manajemen Destinasi
- Komunikasi & Informasi
5. ANALISIS
- Kebijakan pembangunan yang ada (sektoral& regional)
- Potensi kewilayahan; untuk mengetahuipotensi wilayah dalam mendukung pengembangan pariwisata
- Aspek ketersediaan (supply) danperhitungan kebutuhan pengembangan
- Aspek pasar dan proyeksi wisatawan
- Pengembangan Pemasaran
- Pengembangan Destinasi Pariwisata
- Pengembangan Sumber Daya Manusia
- Pengembangan Kelembagaan
- Pengembangan Tata Ruang Pariwisata
- Pengembangan Lingkungan (alam &budaya)
- Pengembangan Investasi
- Perumusan diarahkan pada tujuan & sasaran pembangunan yang akan dicapai. Hasil Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan data ditampilkan melaluiwebsite.
Pemanfaatan internet di dunia pariwisata dalam bentuk Website / Portal sangat beragam mulai dari sekadar pemberian layanan informasi dan promosi sampai layanan yang lebih kompleks misalnya : reservasi online (hotel, paket wisata, transportasi dll), sistem pembayaran online, pengelolaan data base pariwisata
daerah dan proses interaksi dan transaksi lainnya.
Beberapa hal daripemanfaatan internet untuk pariwisata antara lain :
- Komunikasi tidak mengenal batas ruang dan waktu , misal : orang Amerika yang ingin mencari informasi obyek wisata dan akomodasi di suatu daerah tertentu di Indonesia.
- Akses yang mudah karena dapat dilakukan dari rumah
- Menyediakan informasi sedetail mungkin : harga, lokasi, informasi sekitar, cuaca, atraksi, events, secara interaktif dan up to date.
- Jangkauan yang sangat luas ke seluruh dunia dan murah.
- Melawan ”bad publicity” tentang Indonesia misal : Indonesia dianggap tempat teroros dan kerusuhan sehingga orang takut berkunjung.
- Menambah kredibilitas suatu organisasi karena memiliki e-mail dan website.
- Lokasi obyek wisata (dimana, apa saja yang bisa dilihat)
- Waktu yang dibutuhkan
- Perkiraan biaya
- Pendukung yang terkait (hotel, restoran, toko souvenir, sarana hiburan, atraksi wisata)
- Saran souvenir yang perlu dibeli
- Budaya lokal (adat istiadat, bahasa, kesenian dll)
Teknologi yang tersedia harus dipilih dengan tepat, terutama menyangkut jenis layanan wisata yang ditampilkan, untuk sekadar publikasi, maka cukuplah sebuah website yang memuat info pariwisata di sebuah daerah, berupa gambar/ foto-foto dan narasi serta informasi yang diberikan masih bersifat satu arah, hanya berisi penjelasan supaya masyarakatmengetahui (web prsence).
Sedangkan untuk layanan yang lebih kompleks dan rumit diperlukan teknoogi yang lebih “advance” misalnya : diperlukan adanya website yang interaktif dengan animasi flash, gambar dan link yang lengkap, sehingga calon customer bisa meminta suatu penjelasan secara lebih detail. Perlu ditambah pula menu semacam, jadwal trayek atau peta jalan interaktif sehingga memudahkan calon customer untuk bisa sampai di suatu tempat, perlu dipikirkan pula menu transaksi yang harus ada misalnya : reservasi hotel, nilai tukar mata uang,
kamus, waktu/ jam, pembayaran online, layanan sms interaktif, interaktif voice response/ call center, dan lain-lain.
Supaya suatu website diminati oleh calon customer maka diperlukan beberapa
hal sebagai berikut :
- Informasi harus di up date secara berkala (events, info baru, berita, artikel, gambar, film, animasi, dll)
- Suatuwebsite juga harus responsif terhadap request dan pertanyaan (banyak yang tidakmenjawab email) serta tanggap terhadap keiningan pengunjung dan komunikatif(memahami alasan mengapa audiens web mendarat di suatu website).
- Sesuaikandengan target pembaca/ pengunjung dengancara penyampaian informasi (calonwisatawan asing membutuhkan informasi dalam bahasa Inggris/ atau bahasa asinglainnya dan dalam bahasa Indonesia)
Beberapa kendala yang sering dihadapi oleh suatu Dinas Pariwisata di daerah untuk mengembangkan egovernment di bidang pariwisata adalah sebagai berikut.
- Kesulitan utama secara teknis ada pada ketersediaan akses internet, serta peralatan komputer dan jaringan yang kurang memadai.
- Secara non teknis kesulitan ada pada ketersediaan data (content) dari Dinas Pariwisata sendiri yang mana sangat membutuhkan kerjasama dan keterbukaan dari setiap bidang dan seksi yang ada,sehingga data dapat terintegrasi dengan baik.
- Kemampuang SDM yang relatif masih rata-rata dan belumsampai pada tingkat yang mahir khususnya penguasaan jarirngan komputer dan internet.
- Pariwisata berbasis TI belum menjadi ”minded” dari pimpinan daerah yang dimana pada beberapa daerah,Dinas Pariwisata masih ”dianggap” dinas yang ”kering” dan ”dihindari”oleh para pejabat
- Egovernment merupakan aplikasi pemacu untuk memasarkan tujuan dan potensi wisata di daerah, zaman sedang berubahdan suka atau tidak suka semua harus berubah termasuk sektor pariwisata daerah
(BE. Santoso Nugroho)
http://pariwisata.cilacapkab.go.id/?pilih=news&aksi=lihat&id=27
agusw77.files.wordpress.com/2007/12/si-1-gambaran-si-dan-ti.ppt