Latest Post
Tampilkan postingan dengan label perhotelan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label perhotelan. Tampilkan semua postingan

konsep dan definisi hotel

Konsep dan Definisi
Hotel adalah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau bagian dari bangunan daripadanya yang khusus disediakan, dimana setiap orang dapat menginap dan makan serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran (mempunyai restoran yang berada di bawah manajemen hotel tersebut). Apabila tidak memenuhi persyaratan seperti tersebut di atas dikategorikan sebagai "penginapan".

Hotel berbintang memiliki persyaratan sebagai berikut:
  1. Fisik, meliputi lokasi, kondisi, dsb
  2. Bentuk pelayanan (service)
  3. Kualifikasi tenaga kerja, pendidikan, kesejahteraan
  4. Fasilitas olah raga dan fasilitas lainnya
  5. Jumlah kamar yang tersedia:
    10 - 14 kamar untuk bintang 1
    15 - 29 kamar untuk bintang 2
    30 - 49 kamar untuk bintang 3
    50 - 99 kamar untuk bintang 4
    Di atas 99 kamar untuk bintang 5
Data yang disajikan:
  • Tingkat penghunian kamar
  • Tingkat penghunian tempat tidur
  • Tingkat penghunian ganda atas kamar (GPR)
  • Rata-rata lama menginap tamu
  • Jumlah tamu yang datang

Tingkat penghunian kamar:
Perbandingan antara kamar yang terpakai dengan jumlah kamar yang tersedia (prosentase).

Tingkat penghunian tempat tidur:
Persentase dari tempat tidur yang terpakai (terjual) terhadap jumlah tempat tidur yang tersedia.

Tingkat penghunian ganda atas kamar, merupakan indikator yang menunjukkan rata-rata jumlah tamu pada setiap kamar.
Perbandingan Jumlah tamu yang menginap (malam tamu) dengan jumlah kamar yang dihuni (malam kamar).

Rata-rata lama menginap tamu:
Banyaknya tempat tidur yang terpakai dibagi dengan banyaknya tamu yang datang.
 

sample CV

address

PHONE

E-MAIL

your name

Personal Information

§ Marital status: Single

§ Nationality: Indonesian

§ Age:22

§ Place of Birth: Denpasar, December 9th, 1987

Education

Institution Name: Diploma4 of Tourism Program Study

Dates Graduated: 2010

Work experience

Company Name: Hard Rock Hotel Bali

Dates Attended: 2007

Job Title: Supervisor

Awards received

The Best supervisor

Languages

Indonesian, English, German

References

My lecturer

Interests and activities

Management and sport

Hobbies

Play music

 

sample application letter

your adress




December 19, 2030

SubjecT : Application Letter

Attachment : 1 file

Dear Personality Manager of name Hotel


I am interested in working as a manager for your hotel. I am an expert staff with 3 years of experience to offer you. I enclose my résumé as a first step in exploring the possibilities of employment with name Hotel.

My most recent experience was managering a restaurant department. I was leading that department until getting an award of excellence services. In addition, I master in 3 languages, Indonesian, English and Germany.

As a manager with your hotel, I would bring a focus on quality and excellent service. Furthermore, I work well with others, and I am experienced in several things and I would apply it better in your hotel.

With all of this, I would like to give my application to be accepted to be a manager in your hotel.

With this application letter I attach these several things for your consideration:

1) Curriculum Vitae,

2) Copy of Certificate of Diploma 4 of Tourism Study Program,

3) Copy of Citizen Identity Card,

4) Letter of kind manner,

5) 3 pieces of 3x4 cm photos.

That’s all my application letter. I’m hoping for your concern. Thank you for your consideration.

Sincerely, .

your name

 

akuntansi pariwisata

 

pemandu wisata




Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lebih mengenal istilah guide daripada pemandu wisata maupun pramuwisata. Guide selalu dikaitkan dengan “orang bule, turis” (wisatawan). Setiap orang yang menemani wisatawan makan di restoran, mengantar wisatawan mengunjungi objek wisata, menonton pertunjukan, belanja di souvenir shop, dan lain-lain selalu dikonotasikan sebagai guide. Untuk itulah, pertama-tama perlu kita pahami apa dan siapa sebenarnya pramuwisata itu.
Pramuwisata (guide) pada hakekatnya adalah seseorang yang menemani, memberikan informasi dan bimbingan serta saran kepada wisatawan dalam melakukan aktivitas wisatanya. Aktivitas tersebut, antara lain mengunjungi objek dan atraksi wisata, berbelanja, makan di restoran, dan aktivitas wisata lainnya dan untuk itu ia mendapatkan imbalan tertentu.
Penting pula untuk diketahui bahwa tidak semua orang yang menemani wisatawan itu disebut sebagai pramuwisata, karena masih ada profesi lain yang kegiatannya berhubungan dengan wisatawan, antara lain sebagai berikut :
Penterjemah (Interpreter)
Penerjemah adalah seseorang yang bertugas menerjemahkan bahasa tertentu ke dalam bahasa yang dikehendaki oleh wisatawan. Ia hanya menyampaikan apa yang disampaikan oleh orang lain atau menjelaskan percakapan dalam suatu bahasa tertentu
Penerima Tamu (Hostess)
Penerima tamu adalah seseorang yang bertugas menjemput tamu di bandara, pelabuhan laut, stasiun atau terminal serta hotel atau memberikan ucapan selamat jalan kepada tamu yang akan kembali ke tempat asal atau melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Kegiatannya, antara lain memberi ucapan selamat datang dengan mengalungkan rangkaian bunga, membantu tamu pada saat pemeriksaan keimigrasian dan bea cukai, menghubungkan atau memperkenalkan tamu dengan orang-orang tertentu.
Pengawal atau Pendamping (Escortist)
Pengawal adalah seseorang yang bertugas mendampingi wisatawan dalam berbagai aktivitas, seperti tur, belanja, pertemuan, termasuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya pribadi. Ruang lingkup kegiatan Escortist lebih luas dibandingkan dengan pramuwisata atau profesi sejenis lainnya.

Pramuwisata dapat dikelompokan sesuai dengan sudut pandang sebagai berikut:
Beradasarkan ruang lingkup kegiatannya.
  1. Transfer Guide: Transfer guide adalah pramuwisata yang kegiatannya menjemput wisatawan di bandara, pelabuhan laut, stasiun atau terminal menuju ke hotel atau sebaliknya atau mengantar wisatawan dari satu hotel ke hotel lainnya
  2. Walking Guide/Tour Guide: Walking guide adalah pramuwisata yang kegiatannya memandu wisatawan dalam suatu tour
  3. Local/Expert Guide: Local guide adalah pramuwisata yang kegiatannya khusus memandu wisatawan pada suatu objek atau transaksi wisata tertentu, misalnya museum, wisata agro, river rafting, goa, gedung bersejarah, dan lain-lain
  4. Common Guide: Common guide adalah pramuwisata yang dapat melakukan kegiatan baik transfer maupun tour
  5. Driver Guide: Driver guide adalah pengemudi yang sekaligus berperan sebagai Pramuwisata. Ia bertugas mengantarkan wisatawan ke objek atau atraksi wisata yang dikehendaki sekaligus memberikan informasi yang diperlukan. Tak jarang pula seseorang pramuwisata pengemudi ikut turun ke objek untuk memberikan penjelasan tentang objek tersebut jika tidak ada local guide. Kadang-kadang ia juga menemani wisatawan saat berbelanja atau makan. Jadi, pada dasarnya driver guide menjalankan dua fungsi, yakni sebagai pengemudi dan pramuwisata.
Berdasarkan Status
  1. Payroll Guide: Payroll Guide adalah pramuwisata yang berstatus sebagai pagawai tetap perusahaan perjalanan dengan mendapat gaji tetap di samping komisi dan tip yang diterima dari wisatawan
  2. Part Timer/Freelance Guide: Part Timer/Freelance guide adalah pramuwisata yang bekerja pada suatu perusahaan perjalanan untuk kegiatan tertentu dan dibayar untuk tiap pekerjaan yang dilakukan, serta tidak terikat oleh suatu perusahaan perjalanan tertentu dan bebas melakukan kegiatannya sesuai permintaan wisatawan atau perusahaan perjalanan lain yang membutuhkannya
  3. Member of Guide Association: Member of guide association adalah pramuwisata yang berstatus sebagai peserta dari suatu asosiasi pramuwisata dan melakukan kegiatannya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh asosiasi tersebut
  4. Government Officials: Government officials adalah pegawai pemerintah yang bertugas untuk memberikan informasi kepada tamu tentang suatu aktivitas ,objek, gedung, atau suatu wilayah tertentu
  5. Company Guide: Company guide adalah karyawan sebuah perusahaan yang bertugas memberikan penjelasan kepada tamu tentang aktivitas atau objek perusahaan.

Berdasarkan Karakteristik Wisatawan Yang Dipandu
  1. Individual Tourist Guide: Individual tourist guide adalah pramuwisata yang khusus memandu wisatawan individu
  2. Group Tour Guide: Group tour guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan rombongan
  3. Domestic Tourist Guide: Domestic tourist guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan nusantara/ domestik
  4. Foreign Tourist Guide: Foreign tourist guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan mancanegara
Peranan Pramuwisata
Pramuwisata adalah orang yang pertama kali dijumpai oleh wisatawan dalam rangka mewujudkan harapan dan impian atas tour yang telah dibayarnya. Wisatawan bagaikan seorang bocah kecil di tengah hiruk pikuknya pasar. Ia tidak tahu harus melangkah kemana, ia membutuhkan bimbingan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Adalah tugas Pramuwisata untuk menemani, mengarahkan, membimbing, menyarankan wisatawan di tengah-tengah ketidaktahuannya itu. Wajarlah jika wisatawan mempercayakan aktivitasnya kepada Pramuwisata, karena ia yang lebih tahu dan berpengalaman. Maka jadilah Pramuwisata itu sebagai teman perjalan bagi wisatawan. Sebagai teman yang baik maka akan sangat ironi jika seorang pramuwisata memanfaatkan ketidaktahuan wisatawan untuk mengail keuntungan untuk diri sendiri, misalnya dengan menaikan harga barang yang dibeli wisatawan, memaksa untuk memberikan imbalan lebih, dan sebagainya.
Dalam skala yang lebih luas pramuwisata adalah duta bangsa atau setidaknya duta daerah tempat ia melakukan tugasnya. Apa yang diekspresikan oleh pramuwisata dianggap oleh wisatawan sebagai cerminan karakter masyarakat setempat, demikian pula apa yang disampaikan oleh pramuwisata akan dipercaya oleh wisatawan sebagai pengetahuan yang akan selalu diingat hingga kembali ke tempat asal. Mengingat hal tersebut, maka seorang pramuwisata hendaknya dapat memberikan informasi dengan benar dan baik menyangkut negara, kota, maupun suatu desa, objek wisata, budaya, dan lain sebagainya.
Persyaratan Pramuwisata
Pramuwisata adalah seseorang yang memegang peranan penting dalam kegiatan tur maupun transfer. Ia menjadi tumpuan harapan wisatawan, perusahaan yang mempekerjakannya, bahkan daerah atau negara tempat ia bekerja. Untuk itulah, ia harus memenuhi persyaratan tertentu agar dapat mengemban amanat yang demikian berat secara profesional. Persyaratan tersebut menyangkut hal-hal yang bersifat fisik maupun psikis
  1. Syarat fisik/Penampilan Pramuwisata: Pakaian dalam pengertian ini mengandung makna yang luas, tidak sekedar baju, celana, rok, sendal, dan sebagainya akan tetapi keseluruhan yang tampak dari luar diri seseorang itu. Secara manusiawi kesan seseorang terhadap orang lain pertama-tama biasanya dipengaruhi oleh penampilan orang yang dihadapi tersebut. Sebagai petugas yang pertama kali berhubungan dengan wisatawan saat penyelenggaraan tur, maka pramuwisata harus dapat berpenampilan secara maksimal, karena apa yang ditampilkan pertama kali itu akan berdampak terhadap kesan wisatawan selanjutnya
  2. Syarat Psikis/Kepribadian Pramuwisata: Secara teori yang dimaksud dengan kepribadian adalah integritas psiko-fisik sebagai resultan dari hereditas, lingkungan dan kematangan yang bersifat unik dan dinamis serta berbeda satu dengan yang lainnya. Jelasnya, kepribadian lahir karena perpaduan tiga faktor, yakni keturunan, lingkungan atau pergaulan, dan waktu atau kematangan. Ketiga unsur ini saling berkaitan dalam membentuk satu wujud kepribadian. Karena sifatnya yang spesifik, maka setiap orang memiliki kepribadiannya masing-masing.
Menurut ilmu jiwa, kepribadian seseorang dapat berkembang karena dua hal, yaitu bakat dan didikan. Kepribadian karena faktor bakat sulit untuk diubah atau diciptakan, akan tetapi kepribadian itu dapat pula dikembangkan melalui proses pendidikan. Agar dapat mengembangkan kepribadian yang menarik maka seseorang pramuwisata hendaknya menampilkan sifat-sifat: ( penuh perhatian, ketajaman daya ingatan, pandai bergaul, periang, jujur dan dapat dipercaya, penuh inisiatif, humoris, suka menolong, empati, pemimpin yang baik)

Kode Etik Pramuwisata
Kode etik Pramuwisata Indonesia ditetapkan melalui Keputusan Musyawarah Nasional I Himpunan Pramuwisata Indonesia dengan Keputusan Nomor 07/MUNAS.I/X/1988, meliputi hal-hal sebagai berikut:
  1. Pramuwisata harus mampu menciptakan kesan penilaian yang baik atas daerah, negara bangsa, dan kebudayaan
  2. Pramuwisata dalam menjalankan tugasnya harus mampu menguasai diri, senang, segar, rapi, bersih serta berpenampilan yang simpatik (menghindari bau badan, perhiasan, dan parfum yang berlebihan)
  3. Pramuwisata harus mampu menciptakan suasana gembira dan sopan menurut kepribadian Indonesia
  4. Pramuwisata harus mampu memberikan pelayanan dan perlakuan yang sama kepada wisatawan dengan tidak meminta tip, tidak menjajakan barang dan tidak meminta komisi
  5. Pramuwisata mampu memahami latar belakang asal usul wisatawan serta mengupayakan untuk meyakinkan wisatawan agar mematuhi hukum, peraturan, adat kebiasaan yang berlaku dan ikut melestarikan objek
  6. Pramuwisata mampu menghindari timbulnya pembicaraan serta pendapat yang mengundang perdepatan mengenai kepercayaan, adat istiadat, agama, ras dan sistem politik sosial negara asal wisatawan
  7. Pramuwisata berusaha memberikan keterangan yang baik dan benar. Apabila ada hal-hal yang belum dapat dijelaskan maka pramuwisata harus berusaha mencari keterangan mengenai hal tersebut dan selanjutnya menyampaikan kepada wisatawan dalam kesempatan berikutnya
  8. Pramuwisata tidak dibenarkan mencemarkan nama baik perusahaan, teman seprofesi dan unsur-unsur pariwisata lainnya
  9. Pramuwisata tidak dibenarkan untuk menceritakan masalah pribadinya yang bertujuan untuk menimbulkan rasa belas kasihan dari wisatawan
  10. Pramuwisata saat perpisahan mampu memberikan kesan yang baik agar wisatawan ingin berkunjung kembali
Hubungan Pramuwisata dengan Perusahaan dan Organisasi Terkait
Pramuwisata dapat dikatakan sebagai jantung dari sebuah tur atau transfer sebab ia adalah seseorang yang harus dapat memompa dan menghidupkan suasana sehingga wisatawan benar-benar dapat memperolah pengalaman menarik sebagimana diharapkan. Oleh karenanya Pramuwisata harus memahami organ atau komponen lain yang dapat membentuk pengalaman-pengalamanitu. Untuk itulah penting baginya menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan serta organisasi terkait dengan tujuan, antara lain sebagai berikut
  1. Mendapatkan informasi yang akurat dari sumber yang kompeten
  2. Mengetahui perkembangan terkini atas informasi yang disampaikan
  3. Menjalin komunikasi yang lebih baik dengan perusahaan dan organisasi terkait
Hubungan yang baik tersebut pada akhirnya akan bermuara pada efektifitas dan efisiensi rencana pemanduan yang dibuat serta tercapainya pemanduan yang berkualiatas. Adapun perusahaan dan organisasi yang erat kaitannya dengan kegiatan Pramuwisata antara lain adalah: (perusahaan perjalanan, Himpunan Pramuwisata Indonesia/HPI, Association of Indonesian Travel Agencies/ASITA, objek dan atarksi wisata, toko cinderamata, Hotel dan Restaurant, Perusahaan transportasi, Pemerintah).
Pengetahuan yang perlu dimiliki oleh Pramuwisata
Agar dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik, maka seorang pramuwisata harus membekali dirinya dengan pengetahuan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas dalam kegiatan tersebut.
Secara umum pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang pramuwisata meliputi pengetahuan tentang diri sendiri, pengetahuan tentang wisatawan dan pengetahuan tentang kegiatan yang dilakukan.
Sumber Informasi
Informasi yang dibutuhkan oleh pramuwisata haruslah digali dari sumber-sumber yang benar-benar relevan dan dapat dipercaya sehingga informasi yang didapat benar-benar berkualitas dan memberikan manfaata sebagaimana diharapkan, sumber informasi bagi pramuwisata antara lain adalah: (pengalaman pribadi, penyedia fasilitas, kantor pemerintah, organisasi/asosiasi, perpustakaan, media massa).
Pembaruan Informasi
Salah satu ciri informasi yang berkualitas adalah Up to date atau terkini yang mengandung makna bahwa informasi tersebut merupakan kondisi yang paling akhir dari apa yang diinformasikan. Untuk mendapatkan informasi terkini pramuwisata harus senantiasa memperbaharuinya dengan selalu mengikuti perkembangannya melalui sarana-sarana yang tersedia.
Beberapa informasi yang sering mengalami perubahan dan perlu mendapat perhatian utama untuk dilakukan pembaharuan antara lain kurs mata uang, tanggal, waktu, data, statistik, temperatur udara, kondisi politik, dan lain-lain.
Sarana yang dapat dipergunakan untuk memperbaharui informasi, antara lain sebagai berikut:
  1. Mengikuti seminar, kursus singkat, pelatihan-pelatihan, talk show
  2. Membaca, baik dalam bentuk buku panduan, artikel, majalah dan surat kabar, brosur, maupun media cetak yang lain
  3. Mengunjungi situs internet
  4. Melibatkan diri dalam kegiatan organisasi profesi
  5. Mengunjungi pameran-pameran
  6. Mengunjungi dan mendengarkan informasi dari personel perusahaan perjalanan, hotel, restoran, transportasi, objek dan atraksi wisata maupun juga wisatawan
Teknik Berbicara:
Berbicara bagi seorang pramuwisata adalah suatu seni penyampaian informasi yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi yang mendengarkannya. Dilihat dari cara penyampaiannya maka bahasa yang digunakan dalam berbicara dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Bahasa Lisan: Yaitu berbicara dengan menggunakan lisan sebagai sarananya. Informasi disampaikan melalui simbol-simbol suara saja, akan tetapi berbicara juga merupakan seni, yang menarik dan dapat membangkitkan minat wisatawan untuk menikmati informasi yang disampaikan. Unsur-unsur yang harus dikuasai agar dapat berbicara dengan bahasa lisan secara baik adalah: (kosa kata, tata bahasa dan teknik suara)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa lisan antara lain:
  1. Berbicara pada waktu yang tepat
  2. Tunjukan kesan ramah selama berbicara
  3. Hindari penggunaan bahasa dan logat daerah, kecuali jika bahasa tersebut dijadikan sebagai materi pemanduan
  4. Bersikap dengan baik selama berbicara
  5. Padukan bahasa lisan dengan bahasa tubuh secara harmonis
2. Bahasa Tubuh: Menurut keterangan para ahli bahwa dalam ketrampilan berkomunikasi apa yang kita katakan pentingnya hanyalah 7%, bagaimana kita mengatakan 38% dan bahasa tubuh pentingnya adalah 55% (Peter Thomson,1997:57). Hal ini dapat dipahami karena pada umumnya pendengar lebih percaya terhadap apa yang mereka lihat dari pada apa yang mereka dengar, dan bahasa tubuh adalah kenyataan yang mereka lihat pada saat informasi diterima. Unsur-unsur bahasa tubuh meliputi : (penampilan, gerakan tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata)

Pelayanan Transfer
Transfer adalah kegiatan perpindahan wisatawan dari satu tempat ke tempat lain. Tempat-tempat yang dimaksud dapat berupa airport, pelabuhan, terminal maupun hotel. Dilihat dari asal dan tujuan perpindahan tersebut maka transfer dapat dibedakan menjadi:
  1. Transfer in atau Arrival Transfer: Adalah kegiatan penjemputan tamu dari tempat kedatangan (airport, pelabuhan atau terminal) untuk dibawa dan melakukan check in di suatu hotel
  2. Transfer out atau Departure Transfer: Adalah kegiatan pengantaran tamu dari hotel ke tempat keberangkatan (airport, pelabuhan atau terminal) untuk kembali ke tempat asal atau melanjutkan perjalanan ketempat lain
  3. Transfer Hotel: Adalah kegiatan pengantaran kepindahan tamu dari hotel yang satu ke hotel yang lain karena sebab-sebab tertentu baik atas permintaan tamu sendiri atau keinginan pihak hotel
  4. Intercity Transfer: Adalah kegiatan pengantaran tamu dari satu kota ke kota lain. Adakalanya dalam perjalanan selama transfer tersebut diselingi dengan kegiatan tur.
Pelayanan Tour
Tour atau wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatant ersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. (Undang-undang Nomor 9 thn 1990, tentang Kepariwisataan).
Tur yang dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam disebut ekskursi, sedangkan yang lebih dari 24 jam diistilahkan dengan wisata paket. Wisata paket pada dasarnya adalah rangkaian dari beberapa eksekursi.
Rincian tugas yang harus dilakukan pramuwisata sebelum tur dilaksanakan adalah sebagai berikut:
  1. Teliti guide order, terutama tentang nama wisatawan atau rombongan, jumlah, nama hotel dan nomor kamar, pesawat dan nomer penerbangan, perkiraan waktu keberangkatan
  2. Hubungi pengemudi dan cek kesiapan kendaraan
  3. Siapkan uang yang diperlukan untuk keperluan tour
  4. Pastikan segala perlengkapan telah siap sebelum berangkat
  5. Perkirakan waktu berangkat yang sesuai dengan EDT sehingga tidak terjadi keterlambatan
Pelaporan
Setelah semua rangkaian kegiatan tur dilaksanakan maka pramuwisata harus melaporkan seluruh kegiatannya kepada perusahaan perjalanan yang memberinya tugas pemanduan. Laporan ini akan bermanfaat baik bagi pramuwisata sendiri maupun bagi perusahaan perjalanan yang mempekerjakannya. Bagi pramuwisata laporan dapat dipakai sebagai dasar untuk menuntut hak atas pekerjaan yang telah dilakukan serta alat evaluasi bagi pelaksanaan tugas berikutnya. Sedangkan bagi perusahaan, laporan ini bermanfaat sebagai alat kontrol penyelenggaraan wisata serta untuk mengindikasi hal-hal penting sebagai masukan untuk penyelenggaraan tur yang lebih baik di masa yang akan datang. Ada dua hal yang perlu dilaporkan oleh pramuwisata yaitu laporan kegiatan dan laporan keuangan.
Penanganan masalah
Itinerary yang telah disusun sebelum tut dilaksanakan adalah sebuah rencana yang diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan apa yang disebutkan didalamnya, namun tidak menutup kemungkinan terjadinya penyimpangan atas program tersebut.
Penyimpanan dapat terjadi karena kondisi yang berada di luar jangkauan manusia seperti banjir, kerusuhan massa. Kondisi tersebut mengakibatkan kegiatan tur tidak dapat dilaksanakan sebagaimana direncanakan. Penyimpangan dapat pula terjadi karena unsur kesengajaan baik oleh wisatawan sendiri maupun oleh pramuwisata.
Adapun cara menangani masalah tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Apabila penyimpangan terjadi karena kondisi di luar jangkauan manusia maka pramuwisata harus merundingkan kondisi yang terjadi dengan wisatawan atau tour leader serta kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan
  2. Apabila penyimpangan terjadi karena unsur kesengajaan maka harus dijelaskan alasannya serta kompensasi atas penyimpangan. Jika hal tersebut atas permintaan wisatawan maka tidak merupakan keharusan bagi pramuwisata untuk memberikan kompensasi atas penyimpangan yang dilakukan.
Hal penting yang perlu diingat oleh pramuwisata bahwa untuk setiap keputusan alternatif yang diambil dalam menyelesaikan penyimpangan pelayanan harus didukung dengan bukti tertulis yang disetujui oleh bersama antara pramuwisata dan wisatawan
Kehilangan:
Kehilangan dapat berupa kehilangan barang maupun kehilangan peserta wisatawan. Kehilangan barang dapat berupa barang bawaan, paspor, uang, tiket perjalanan. Kehilangan dapat terjadi di airport, terminal atau pelabuhan, hotel, atau di tempat-tempat lain.
Bentuk bantuan yang diberikan oleh pramuwisata tergantung dari tempat kejadian kehilangan. Kehilangan yang terjadi di airport menuntut pramuwisata lebih aktif memberikan bantuan pencarian dibandingkan dengan kehilangandi hotel karena hotel telah memiliki prosedur sendiri atas kasus kehilangan.



Kecelakaan:
Apabila dalam perjalanan terjadi kecelakaan maka hal-hal yang perlu dilakukan oleh pramuwisata, antara lain:
  1. Memberikan pertolongan pertama kepada wisatawan yang mengalami luka ringan
  2. Mengantarkan wisatawan ke puskesmas atau ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
  3. Memberikan keterangan yang diperlukan oleh pihak kepolisian atas kejadian kecalakaan tersebut.
Dalam hal ini sudah barang tentu diperlukan biaya untuk penyelesaikan pengobatan di puskesmas atau ke rumah sakit, sehingga pramuwisata harus mengkomunikasikannya kepada perusahaan yang mempekerjakannya untuk penyelesaian lebih lanjut
Sakit atau Meninggal
Bagi wisatawan yang menderita penyakit tertentu maka sebelum tour berlangsung diinformasikan untuk membawa obat pribadi yang diperlukan selama tour. Akan tetapi pramuwisata harus menyiapkan obat-obat tertentu untuk memberikan pertolongan sementara jika wisatawan mengalami sakit di perjalanan. Obat-obatan yang dapat dibawa antara lain: paracetamol, aspirin, anti alergi dan lain-lain.
Seandainya wisatawan sakit di perjalanan maka:
  1. Tanyakan apakah yang bersangkutan membawa atau harus minim obat tertentu untuk meredakan sakitnya
  2. Berikan pertolongan pertama semampunya
  3. Jika perlu berikan obat-obatan yang dapat dikonsumsi secara umum untuk sakit tertentu misalnya influensa, panas, alergi
  4. Apabila sakitnya tidak dapat ditangani maka rujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat
  5. Laporkan ke perusahaan
Apabila sakitnya terjadi di hotel, maka pihak hotel akan menanganinya dengan memberikan pertolongan pertama, memanggil dokter atau apabila parah maka hotel akan merujuknya ke rumah sakit.
Jika wisatawan meninggal maka:
  1. Buat peserta lain agar tidak panik
  2. Panggil ambulance dan kirim ke rumah sakit. Jika memanggil ambulance tidak mungkin maka gunakan kendaraan tur
  3. Rundingkan dengan wisatawan atau tur leader untuk kegiatan berikutnya, dilanjutkan atau tidak
  4. Laporkan ke perusahaan.

Keluhan Wisatawan
Keluhan wisatawan tidak terbatas pada pelaksanaan panduan seorang pramuwisata, aka tetapi menyangkut kesuluruhan fasilitas dan pelayanan yang didapat selama melakukan tur dan pramuwisata harus dapat menanganinya secara profesional.
Untuk dapat menangani keluhan secara profesional, maka harus diketahui terlebih dahulu jenis keluhan tersebut. Pada dasarnya keluhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
  1. Keluhan Sejati: Adalah keluhan yang timbul karena kondisi fasilitas dan pelayanan berdasarkan standar umum tidak memuaskan arau tidak sesuai dengan perjanjian sebelumnya
  2. Keluhan biasa: Adalah keluhan yang timbul karena pengaruh cara pandang wisatawan terhadap fasilitas atau pelayanan yang diterima. Dalam hal ini antara wisatawan yang satu dengan yang lain mungkin saja berbeda penilaiannya terhadap fasilitas atau pelayanan yang sama.
Apapun jenis keluhannya, pramuwisata harus dapat menangani secara arif dan bijaksana dengan menggunakan prinsip-prinsip: (mendengarkan, memahami, meneliti, menangani, minta maaf)
Setiap keluhan yang terjadi seharusnya dilaporkan secara tertulis kepada perusahaan yang akan bermanfaat bagi perbaikan pelayanan dan mengantisipasi munculnya keluhan yang sama di masa yang akan datang. Secara sedarhana laporan tersebut dapat dibuat dengan menggunakan blanko pada contoh berikut
Menjadi seorang pramuwisata yang profesional bukanlah hal yang mudah, namun tidaklah mustahil untuk dilakukan. Profesionalisme itu merupakan akumulasi dari semua unsur yang seharusnya dimiliki oleh seorang pramuwisata. Unsur itu berupa modal dasar yang ada dalam dirinya sendiri yang dapat membangkitkan semangat untuk tangap terhadap lingkungan di luar dirinya, yaitu wisatawan dan kegiatan yang dilakukan.

Sumber : http://dpdhpisulut.wordpress.com/pemanduan-wisata/
 

jenis jenis akomodasi pariwisata

I. AKOMODASI

1.1. PENGERTIAN AKOMODASI

DSC00705

Akomodasi adalah suatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya tempat menginap atau tempat tinggal sementara bagi orang yang bepergian. Dalam kepariwisataan akomodasi merupakan suatu industri, jadi pengertian industri akomodasi adalah suatu komponen industri pariwisata, karena akomodasi dapat berupa suatu tempat atau kamar dimana orang-orang / pengunjung / wisatawan dapat beristirahat /menginap / tidur, mandi, makan dan minum serta menikmati jasa pelayanan dan hiburan yang tersedia.

Akomodasi secara umum dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Akomodasi Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan dioperasikan semata-mata untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.

2. Akomodasi Semi Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan dioperasikan bukan semata-mata untuk tujuan komersil, tetapi juga untuk tujuan sosial (masyarakat yang kurang mampu).

3. Akomodasi Non Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan diopersikan semata-mata untuk tujuan non komersil, yaitu tidak mencari keuntungan atau semata-mata untuk tujuan sosial atau bantuan secara cuma-cuma, namun khusus untuk golongan/kalangan tertentu dan juga untuk tujuan tertentu.

II. JENIS-JENIS AKOMODASI

2.1. AKOMODASI KOMERSIL

Akomodasi komersil adalah akomodasi yang dibangun dan dioperasikan semata-mata untuk mencari keuntungan (profit) yang sebesar-besarnya, jenisnya antara lain :

1. Hotel, suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan dan penginapan berikut makan dan minum (SK. Menteri perhubungan No. PM.10/ Pw. 301/ Phb.77). Klasifikasi hotel menurut phisik (banyak atau sedikitnya jumlah kamar) antara lain :

a) Hotel Kecil, hotel dengan 25 kamar atau kurang.

b) Hotel Sedang, hotel yang memiliki lebih dari 25 dan kurang dari 100 kamar.

c) Hotel menengah, hotel dengan jumlah kamar lebih dari 100 dan kurang dari 300 kamar.

d) Hotel besar, adalah hotel yang memiliki lebih dari 300 kamar.DSC00702

2. Motel, dalam bahasa inggris, motel, motor hotel, and motor court are designed to serve the needs of motorists and, as a necessity, must provide facilities for car parking (private garage), car services, and easy access from the higway.

Motel pertama kali timbul di Amerika Serikat atas dasar permintaan pasar yaitu kenyataan adanya kebutuhan akan penginapan sementara bagi orang-orang yang bepergian dengan kendaraan sendiri sebelum mereka melanjutkan perjalanannya kembali.

3. Hostel (Youth Hostel), adalah bentuk hotel yang disediakan bagi remaja atau pelajar dengan tarif relatif lebih murah (youth hostel di Indonesia dikenal dengan istilah pondok wisata remaja).

4. Cotagge, sejenis akomodasi yang berlokasi disekitar pantai atau danau dengan bentuk bangunannya terpisah-pisah atau berpondok-pondok, serta dilengkapi dengan fasilitas rekreasi pantai atau laut.

5. Bungalow, sejenis akomodasi yang berbentuk rumah-rumah berlokasi di daerah pegunungan, yang disewakan untuk keluarga/rombongan karyawan untuk seminar /lokakarya, dan sebagai tempat peristirahatan padawaktu liburan.

6. Inn, sejenis akomodasi yang berlokasi di daerah peristirahatan menghubungkan dua buah kota, menyediakan penginapan, makan dan minum, serta pelayanan umum lainnya, serta disewakan untuk umum bagi orang-orang yang mengadakan perjalanan dan singgah (beristirahat) untuk sementara waktu (kurang dari 24 jam dan jarang sampai 2 / 3 hari).

7. Guest House, sejenis akomodasi yang dimiliki oleh perusahaan, instansi pemerintah / swasta yang diperuntukan bagi para tamu-tamunya yang menginap dan mendapatkan fasilitas makan, minum serta pelayanan lainnya yang disediakan secara sederhana dan gratis atau ditanggung perusahaan / instansi yang mengundangnya, tetapi bila guest house ini dimilki oleh perusahaan swasta yang dibuka untuk umum maka sifatnya sama dengan hotel yaitu bertujuan untuk mencari keuntungan hanya pelayanannya yang secara sederhana.

8. Apartment House, sejenis akomodasi yang disewakan untuk ditempati sebagai rumah tinggal ( dalam jangka waktu lama ) untuk 2, 3 atau 4 keluarga secara terpisah.

9. Logement (Losmen), sejenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau keseluruhan bangunan rumah untuk penginapan dengan atau tanpa makan dan minum bagi setiap orang yang datang untuk beristirahat sementara waktu. ( saat ini kebanyakan losmen menjadi hotel melati ), dengan fasilitas dan tarif yang lebih rendah dari hotel berbintang.

10. Floating Hotel, sejenis akomodasi yang berada di atas kapal-kapal pesiar yang menyediakan fasilitas kamar, makan dan minum serta fasilitas pelayanan dan hiburan seperti hotel, namun berfungsi pula sebagai alat transportasi laut.

11. Pension, sejenis akomodasi berupa hotel kecil yang menyediakan pelayanan penginapan, makan dan minum tamu-tamunya dengan tarif relatif rendah.

12. Mansion House, sejenis akomodasi berbentuk rumah-rumah besar yang ditempati/disewakan kepada beberapa keluarga atau satu keluarga besar, ataupun kelompok karyawan yang ditanggung oleh suatu perusahaan.

13. Ryokan, akomodasi khas Jepang, yang memiliki sarana dan fasilitas serta pelayanan khas sesuai dengan kebiasaan orang-orang Jepang.

14. Marina Boatel, Nautel, sejenis akomodasi yang dibangun/berada di atas sungai, danau atau laut yang dapat berfungsi juga sebagai penambatan/bersandarnya kapal-kapal pribadi dan kapal-kapal kecil yang melayani wisata bahari.

15. Holiday Flatlets, sejenis akomodasi yang dilengkapi dengan peralatan rumah tangga, peralatan rekreasi, dan peralatan olahraga yang disewakan secara mingguan / pada hari-hari libur dengan pelayanan / pemeliharaan dan pembersihan ruangan secara minimal.

16. Lodging House, sejenis rumah yang menyediakan tempat menginap untuk satu malam saja atau untuk waktu kurang dari 1 minggu sekali datang menginap.

17. Boarding House, yaitu suatu bangunan atau bagian dari bangunan yang menyediakan tempat menginap untuk waktu singkat seperti lodging house, hanya ditambah dengan makan dan minum.

18. Condominium Hotel, suatu kompleks bangunan yang dimiliki oleh bebrapa orang pengusaha, atau bangunan tersebut dapat dijual untuk beberapa pengusaha dengan perusahaan yang berbeda jenis usahanya.

2.2. AKOMODASI SEMI KOMERSIL

Akomodasi semi komersial adalah akomodasi yang dibangun dan dioperasikan bukan semata-mata untuk tujuan komersil, tetapi juga untuk tujuan sosial (masyarakat yang kurang mampu), jenisnya antara lain :

1. Graha Wisata Remaja

2. Asrama Mahasiswa/Pelajar

3. Pondok Pesantren

4. Rumah Sakit

5. Home-Stay

6. Rooming House

7. Holiday Camp

8. Camping Ground/Camping Site

9. Wisma

10. Penginapan

2.3. AKOMODASI NON KOMERSIL

Akomodasi Non Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan diopersikan semata-mata untuk tujuan non komersil, yaitu tidak mencari keuntungan atau semata-mata untuk tujuan sosial atau bantuan secara cuma-cuma, namun khusus untuk golongan/kalangan tertentu dan juga untuk tujuan tertentu, jenisnya antara lain :

1. Mess (yang dimiliki instansi pemerintah/departemen)

2. Guest House (dilingkungan Istana,khusus bagi tamu negar)

3. Rumah Panti Asuhan

4. Pemondokan

5. Villa (yang dimiliki secara pribadi)

III. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN AKOMODASI KOMERSIL, AKOMODASI SEMI KOMERSIL, DAN AKOMODASI NON KOMERSIL.

3. 1 Perbedaan

No

Perbedaan

Komersil

Semi komersil

Non komersil

1

Fasilitas

Lengkap dan mewah

Menengah ke bawah

Standar

2

Tarif

Mahal

murah

Tidak dipungut biaya

3

Number of room

Diatas 50 kamar

Dibawah 50 kamar

Dibawah 50 kamar

4

Tamu

Umum

Umum dengan tujuan social

Bagi kalangan tertentu

5

Tujuan

Mencari keuntungan

Mencari keuntungan dan untuk Social

Tidak mencari keuntungan dan bertujuan social

3. 2 Persamaan

1. Menyediakan layanan jasa untuk penginapan

2. Memiliki struktur oraganisasi

3. Sama-sama bergerak dalam bidang industri

adopted from Werdhi assignment Tourism Faculty Unud

 

pengertian rumah makan

PENGERTIAN RUMAH MAKAN

Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang Peraturan usaha Rumah Makan, dalam pcraturan ini yang dimaksud dengan yangsaha Jasa Pangan adalah : “Suatu usaha yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial”.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 304/Menkes/Per/89 tentang persyaratan rumah makan maka yang dimaksud rumah makan adalah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya.

Sedangkan Wojowasito dan Poerwodarminto (Marsyangm, 1999:71) mengklasifikasikan restoran atau rumah makan menjadi beberapa tipe, antara lain:

  1. A’la Carte Restaurant : adalah restoran yang mendapatkan izin penuh untuk menjual makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih sendiri makanan yang mereka inginkan. Tiap-tiap makanan di dalam restoran ini memiliki harga sendiri-sendiri.
  2. Table D ‘hote Restaurant : adalah suatu restoran yang khusus menjual menutable d’hote, yaitu suatu susunan menu yang lengkap (dari hidangan pernbuka sampai penutup) dan tertcntu, dengan harga yang telah ditentukan pula.
  3. Coffe Shop atau Brasserei : adalah suatu restoran yang pada umumnya berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu biasanya berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu bias mendapatkan makan pagi. makan siang dan makan malam secara cepat dengan harga yang cukupan. Pada umumnya system pelayanannya adalah dengan American service dimana yang diutamakan adalah kecepatannya. Ready on plate service, artinya makanan sudah dtatur dan disiapkan diatas piring. Kadang-kadang penyajiannya dilakukan dengan cara buffet atau prasmanan.
  4. Cafelaria atau Cafe : adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanannya terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol.
  5. Canteen : adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, dan sekolah, tempat dimana para pekerja atau pelajar biasa mendapatkan makan siang atau coffe break, yaitu acara minum kopi disertai makanan kecil atau selingan jam kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat-rapat dan seminar.
  6. Continental Restaurant : suatu restoran yang menitik beratkan hidangan continental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah. Suasananya santai, susunannya agak rumit, disediakan bagi tamu yang ingin makan secara santai.
  7. Carvery : adalah suatu restoran yang berhubungn dengan hotel dimana para tamu dapat mengisi sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan dengan harga hidangan yang sudah ditetapkan.
  8. Dining Room : terdapat dihotel kecil, motel atau inn. merupakan tempat yang tidak lebih ekonomis dari pada tempat makan biasa. Dining room pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel itu, namun yang terbuka bag! para tamu dari luar.
  9. Discotheque : ialah suatu restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa sambil menikmati alunan musik. Kadang-kadang juga menampilkan live band. Bar adalah salah satu fasilitas utama untuk sebuah discotheque. Hidangan yang tersedia umumnya berupa snack.
  10. Fish and Chip Shop : ialah suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris, dimana kita dapat membeli macam-macam kripik (chips) dan ikan goreng, biasanya berupa ikan Cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi . jadi rnakanannya tidak dinikmati di tempat itu.
  11. Grill Room (Rotisserie) : adalah suatu restoran yang menyedikan bermacam-macam daging panggang. Pada umumnya antara restoran dengan dapur dibatasi dcngan sekat dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang dikehendaki dan melihat sendiri bagaimana memasaknya. Grill room kadang-kadang disebut juga sebagai steak house.
  12. Inn Tavern : Inn tavern ialah suatu restoran dengan harga cukupan yang dikelola oleh perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat dekat dan ramah, dengan tamu-tamu. Sedangkan hidangannya lezat-lezat.
  13. Night Club/Super Club : adalah suatu restoran yang pada umumnya mulai dibuka menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-tamu yang ingin santai. Dekorasinya mewah, pelayanannya megah. Band merupakan kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian resmi dan rapi sehingga manaikkan gengsi.
  14. Pizzeria: adalah suatu restoran yang kusus menjual pizza. Kadang-kadang juga ada spaghetty atau makanan khas Italia lainnya.
  15. Pan Cake Hoii.se/Creperie: adalah restoran yang khusus menjual pun cakedan crepe yang diisi dengan berbagai macam manisan didalamnya.
  16. Pub : pada mulanya merupakan tempat hiburan umum yang mendpat izin menjual minuman bir serta minuman beralkohol lainnya. Para tamu mendapatkan minumannya dari counter (meja panjang yang membatasi dua ruangan). Pengunjung dapat menikmat; sambil duduk atau berdiri. Hidangan yang tersedia berupa snack seperti pies dan sandwich. Sekarang kita bisa mendapatkan banyak hidangan pengganti di pub.
  17. Snack Bar/Cqfe/Milk Bar: adalah semacam restoran cukupan yartg sifatnya tidak resmi dengan pelayanan cepat dimana para tamu mengumpulkan makanan mereka diatas baki yang diambil dari atas kounter dan kemudian membawanya kemeja makan. Para tamu bebas memilih makanan yang disukainya. Makanan yang disediakan biasanya adalah hamburger, sausages dan sawhvich.
  18. Specialitiy Restaurant: adalah restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya. Restoran semacam ini menyediakan masakan Cina, Jepang, Italia dan sebagainya. Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tatacara negara tempat asal makanan spesial itu.
  19. Terrace Restaurant: adalah suatu restoran yang terletak di luar bangunan, namun pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran induk. Di negara-negara barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka pada waktu musim panas saja.
  20. Gourmet Restoran: ialah suatu restoran yang menyelenggarakan pelayanan makan dan minum untuk orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini ialah makanan dan minumannya yang lezat-lezat, pelayanannya megah dan harganya cukup mahal.
  21. Family Type Restaurant: ialah suatu restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman dengan harga tidak mahal, terutama disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun rombongan.
  22. Main Dining Room: ialah suatu restoran atau ruang makan utama yang pada umumnya terdapat di hotel-hotel besar. dimana penyaji makanannya secara resmi, pelan tapi masih terikat oleh suatu peraruran yang ketat. Servisnya biasa menggunakan pelayanan ala Perancis atau Rusia. Tamu-tamu yang hadirpun pada umumnya berpakaian resmi atau formal.

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ILMU PARIWISATA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger