Kabupaten/Kota : Gianyar
Desa Mas sudah terkenal akan kesenian, kerajinan ukir-ukiran, patung dan lain-lainnya sejak jaman dahulu sampai sekarang. Letak Desa Mas sangat strategis, karena berada pada jalur pariwisata, oleh karena itu Desa Mas termasuk salah satu Obyek Wisata yang menarik di Daerah Gianyar bagian Barat.
Desa Mas ini berhari-hari banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun Nusantara untuk melihat dan membeli hasil industri kerajinan masyarakat Desa Mas. Seorang Brahmana dari Majapahit, yang tidak betah lagi tinggal disana, datang ke Bali karena masih kuat ingin mempertahankan Agama Hindu yang didesak oleh Agama Islam. Beliau ini disebut Pedanda Sakti Bawu Rauh atau dengan nama lain Danghyang Nirarta atau Danghyang Dwijendra. Selama beliau di Desa Mas, beliau banyak memberikan pelajaran dan pengetahuan baik dibidang agama, sosial, seni budaya dan lain-lainnya kepada Mas Wilis.Setelah Mas Wilis mendalami semua pelajaran dan pengetahuan yang diberikan, lalu diadakan pendiksaan oleh Pedanda Sakti Bawu Rauh dan ia diberi gelar Pangeran Manik Mas. Sebagai bukti bakti untuk menghormati jasa-jasanya, Pangeran Manik Mas membuat pesraman atau Geria dengan segala perlengkapannya untuk Pendanda Sakti Bawu Rauh. Demikian pula Pedanda Sakti Bawu Rauh untuk memperingati kejadian ini, (sebagai bukti), beliau menancapkan tongkat tangi (pohon tangi) yang masih hidup sampai sekarang yang terletak di jaba tengah Pura Taman Pule Mas. Sejak saat itu beliau memberi nama desa ini Desa Mas. Disamping itu Pangeran Manik Mas mempersembahkan putrinya yang bernama Ayu Kayuan (Mas Gumitir), dari perkawinannya dengan Mas Gumitir menurunkan Brahmana Mas yang tinggal di Desa Mas sekarang ini.